imagesku

imagesku

Senin, 11 Januari 2010

LEGUMINOSA

PENDAHULUAN
Dalam usaha peternakan, biaya produksi untuk pakan dapat mencapai 70%. Oleh karena itu keuntungan usaha ini dapat diperoleh apabila ransum/pakan yang diberikan cukup murah tetapi dapat memenuhi kebutuhan ternak.
Bahan pakan untuk sapi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Hijauan dan Pakan Tambahan (Konsentrat). Untuk mendapatkan hasil produksi yang baik maka kedua macam bahan pakan ini harus diberikan, karena diharapkan dari kedua macam bahan pakan ini kebutuhan protein dapat terpenuhi.
HIJAUAN
Hijauan merupakan bahan pakan pokok yang biasanya dipenuhi dari rumput. Produksi susu sapi yang rendah dapat terjadi karena kuantitas dan kualitas rumput kurang baik terutama terjadi pada musim kemarau. Untuk mengatasi kekurangan rumput tersebut maka dapat dipakai bahan hijauan lain berupa daun kacang-kacangan (gliricidia, kaliandra, lamtoro, turi, enceng gondok dll) dan limbah pertanian (jerami padi, batang jagung, kelobot jagung dll). Jumlah hijauan yang diberikan sebagai pakan sapi perah berkisar 50-75 % dari protein yang dibutuhkan atau perhitungan secara kasar kurang lebih 10 % berat badan.
DAUN – DAUNAN SEBAGAI PENGGANTI RUMPUT
KALIANDRA (Calliandra calothyrsus)
Kaliandra adalah tanaman kacang-kacangan (leguminosa) semak yang dapat tumbuh pada musim kemarau walaupun tidak sebaik pertumbuhan dimusim hujan, terutama pada daerah berlereng curam. Untuk tumbuh ideal rata-rata temperatur yang diperlukan 20-28 derajat Celsius. Untuk tujuan sebagai sumber hijauan pakan ternak jarak tanam 1×1 meter atau 2×0,5 meter pada awal musim hujan. Pemotongan tanaman dilakukan setiap 12 minggu dengan tinggi potong 1 meter, produksi yang diperoleh 10 ton bahan kering/Ha/tahun.
Komposisi kimiawi kaliandra mengandung protein berkisar 20%, terdapat tanin 8-11%, saponin, flavonoid dan glikosida dalam jumlah kecil yang tidak membehayakan ternak.
Kaliandra dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput yang diberikan. Pada sapi dapat menggantikan rumput maksimal 50%, sedangkan untuk domba sampai dengan 30%. Pemberian pada ternak sebaiknya dalam bentuk segar karena proses pengeringan akan menurunkan konsumsi dan kecernaanya, selain itu kandungan tanin dalam kaliandra segar kurang berbahaya untuk ternak. Kaliandra dapat diberikan saat sebelum atau sesudah pemberian pakan tambahan.
GAMAL (Glicidia sepium)
Gamal adalah tanaman leguminosa yang dapat tumbuh dengan cepat didaerah kering. Gamal tumbuh baik pada daerah dengan temperatur 22-40 derajat celcius. Sebagai sumber hijauan pakan ternak sebaiknya ditanam dengan jarak 1×1 meter dengan interval pemotongan 6-12 minggu, sedangkan pemotongan pertama dilakukan pada 10-20 minggu. Cara tanam dapat dilakukan dengan stek maupun biji, hasil produksi yang diperoleh berkisar antara 19 ton/ha/tahun.
Komposisi kimiawi gamal mengandung protein 19-25%, mengandung racun kumarin yang tinggi, saponin dan asam fenolat dalam jumlah kecil. Gamal dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput, pemberian pada sapi maksimal sampai 40%, sedangkan pada domba sampai dengan 75%. Untuk menurunkan kandungan kumarin maka sebelum diberikan pada ternak sebaiknya dilayukan atau dijemur lebih dahulu selama beberapa jam atau semalaman. Sebaiknya gamal diberikan bersama-sama dengan pemberian rumput.
LAMTORO GUNG (Leucaena leucocepala)
Lamtoro merupakan salah satu leguminosa tropis yang tahan dengan pemotongan berulang-ulang. Produksinya 20 ton bahan kering/Ha/tahun. Komposisi kimiawi lamtoro mengandung protein, zat tanin yang cukup baik untuk pakan ternak dan mengandung racun mimosin yang tinggi. Sebagai hijaunan pakan ternak, untuk mengurangi kandungan mimosin maka harus dijemur sehari lebih dahulu.
Lamtoro dapat digunakan sebagai pengganti sebagian rumput. Pemberian pada sapi perah sampai 50% dapat menyebabkan air susu bau khas walaupun dapat meningkatkan kandungan lemak dan produksinya.
TURI (Sesbania glandiflora)
Turi merupakan golongan leguminosa yang disukai ternak dan buangannya disukai penduduk. Turi tahan terhadap pemotongan berulang-ulang. Produksinya dapat mencapai 20 ton bahan kering/Ha/tahun.
Turi mengandung protein tinggi yaitu 36% dan mengandung energi lebih tinggi dibanding kaliandra, lamtoro dan gamal. Turi mengandung racun saponin yang sangat tinggi sehingga membahakan ternak, terutama pada ternak golongan ayam. Turi dapat diberikan pada golongan sapi dan domba sebagai pengganti sebagian rumput. Pemberian sampai dengan 2 kilogram pada domba dapat meningkatkan berat badan 300% dibanding yang diberi rumput gajah saja. Sedangkan pada sapi yang diberi 2 Kg dicampur jerami dapat menghasilkan berat badan sama dengan pemberian ransum yang sempurna.
SORGUM (Sorghum vulgare)
Sorgum termasuk tanaman yang diambil bijinya, limbah tanaman ini dapat digunakan sebagai pakan ternak. Tanaman sorgum dapat tumbuh pada daerah dengan temperatur tinggi dan kurang curah hujan. Sebagai pakan ternak sebaiknya ditanam awal musim kering. Kandungan protein sorgum berkisar 7,5 – 8,2%, sorgum ini mengandung racun asam sianida yang dapat dihilangkan dengan dibuat hay dan silase.
Sorgum dapat digunakan sebagai penganti rumput. Adanya asam sianida dalam sorgum maka pemakaian pada sapi jangan terlalu tinggi (10-20)% dengan dibuat hay atau silase.
JERAMI
Jerami dapat berasal dari sisa hasil pertanian misalnya jerami padi, jerami kedelai, jerami kacang tanah dll.
Kandungan protein jerami tidak tinggi hanya berkisar 5-10% dengan kandungan serat kasar yang sangat tinggi. Jerami dapat diberikan pada sapi untuk menggantikan rumput, pemberian pada sapi jangan lebih dari 20%.

Minggu, 03 Januari 2010

Budidaya Hijauan Pakan Ternak

Pengolahan tanah.

Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media/tempat tumbuh yang optimal bagi hijauan pakan ternak, sebab tanah yang diolah akan menjamin perkembangan perakaran yang sempurna, memperbaiki aerasi, kelembaban dan kesuburan tanah, Penanaman pada tanah gembur, tanah diolah atau dicangkul cukup satu kali saja, sedangkan pada keras atau padat tanah perlu diolah beberapa kali dan digaru sampai tanah menjadi gembur, atau pembuatan lobang tanam yang lebih besar sehingga memudahkan perkembangan akar hijauan.

Persiapan bibit.
Bibit yang digunakan berasalah dari pols (sobekan) yang mempunyai sifat rumput harus muda, tegak dan sehat, tinggi sama dalam satu rumpun, panjangnya pols sekitar 10 cm dari permukaan tanah.

Penanaman.
Jarak tanam yang digunakan pada hijauan pakan ternak adalah bermacam-macan dan ini sangat tergantung kepada jenis hijauan, dan topografi lahan. Untuk jenis-jenis hijauan yang tubuh tegak dan berumpun, jarak tanam yang dapat digunakan adalah 60- 90 cm x 45 – 60 atau 100 x l00 cm, sedangkan untuk jenis yang membentuk stolon atau rhizoma maka jarak tanam yang dapat digunakan 90 x 60 cm, 90 x 100 cm atau 100 x 100 cm. Begitu pula pada daerah-daerah datar jarak tanam dapat digunakan adalah 100 x 100 cm. Pada daerah-daerah miring jarak tanam yang digunakan lebih rapat dalam barisan seperti 100 x 50 cm, 125 x 75 cm, 125 x 50 cm dengan tujuan akan dapat mengatasi erosi tanah yang diakibatkan oleh air hujan. Dari hasil kegiatan yang dilakukan penanaman secara larikan dengan jarak tanam 100 x 50 cm.
Sebelum penanaman dibuat lobang tanam 25 x 25 x 25 cm dilakukan pemupukan awal dengan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah. Dalam melaksanakan penanaman harus hati-hati jangan sampai tunas yang patah dan rusak, serta penanaman mata yang terbalik.

Pemupukan
Pemupukan adalah pemberikan zat-zat makanan kepada tanaman lewat tanah agar memperoleh produksi hijauan yang tinggi dan kontinyu. Pupuk yang dapat diberikan Urea, TSP dan Kcl, dengan takaran 100 kg Urea ,50 kg TSP, 50 Kg Kcl/ha dan pupuk kandang (kotoran sapi) dengan takaran 10 atau 20 ton/ha yang tergantung kepada tingkat kesuburan tanah. Dalam usaha meminimalkan biaya dan memperbaiki sifat fisika tanah penggunaan pupuk kandang akan lebih baik, disebabkan karena harganya murah, tersidia ditingkat petani. Pupuk kandang adalah limbah ternak yang berasal dari campuran kotoran hewan dalam bentuk organik yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dan meningkatkan hasil hjauan makan ternak.

Waktu Pemupukan
Pemberian pupuk kandang dilakukan pada saat tanam, yang diaduk dengan tanah dalam lobang tanam dengan takaran yang telah ditentukan, kemudian setelah hijauan berumur 3 minggu dilakukan pemupukan dengan 100 kg Urea, 50 kg TSP dan 50 kg Kcl/ha. Dari hasil pengkajian yang dilakukan di kenegarian Malampah pada tahun 1997/1998 memperlihatkan pemberian pupuk kandang pada saat tanam lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian secara bertitah pada hijauan pakan ternak dengan takaran yang sama, sedangkan untuk pemupukan berikutnya adalah hijauan setelah berumur 6 bulan ( 4 kali panen) pemberian pupuk kandang sangat diperlukan kembali setiap 3 kali panen dengan tujuan .untuk menjamin produksi secara kontinyu.

Penyiangan
Penyiangan adalah pembrantasan terhadap jenis-jenis rumput liar atau tumbuhan-tumbuhan pengganggu tanaman pokok. Ganguan itu dapat berupa saingan terhadap penyerapan zat hara, air, dan cahaya matahari,. Penyiangan dilakukan setelah hijauan berumur satu bulan, dengan tujuan untuk membuang tanaman penggangu serta mengemburkan tanah. Pada garis besarnya ada tiga cara untuk membrantas rumput liar tesebut adalah sebagai berikut


- Mekanis
Yakni penyiangan yang dilakukan dengan cara mencangkul untuk membongkar rumput- rumput liar dan tanaman pengganggu.

- Biologis
Yakni yang dilakukan dengan cara memperbaiki keadaan tanah. Kemudian setelah tanah itu menjadi subur dan bebas weed, dilakukan penanaman dengan jenis tanaman pupuk hijau, sebagai penutup tanah. seperti: Centrosema pubescens, Centrosema plumeri, Puraria Javanica, Calopogonium mucunoides dan lain-lain

- Kimiawi
Yakni dengan mempergunakan herbisida. Cara ini bisa dilakukan dengan cepat tetapi memakan biayanya yang cukup tinggi, bahkan kadang-kadang herbisida sulit diperoleh dipasaran. Herbisida yang dapat digunakan adalah Gramozone, Rond Up Basmilang, Polaris dan lain-lainnya yang disemprotkan diantara barisan hijauan pamak ternak dan penyemprotannya harus lebih hati-hati supaya hijauan tidak kena.

Pemotongan
Untuk menyeragamkan pertumbuhan dan merangsang jumlah anak yang lebih banyak, sebaiknya pemotongan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 – 3 bulan sejak tanam, sehingga setiap dalam satu rumpun akan berkembang menjadi 13-24 batang dengan diameter rumpun 25 – 40 cm. Untuk pemotongan selanjutnya dapat dilakukan setiap 40 hari sekali dimusin hujan dan 60 hari dimusim kemarau. Pemotongan yang terlalu tua akan mengakibatkan kandungan protein semakin berkurang dan serat kasar semakin tinggi. Tinggi pemotongan akan mempengaruhi pertumbuhan hijauan selanjutnya, dimana pemotongan yang telalu tinggi akan menyebabkan tunas yang keluar tumbuhnya kerdil, sedangkan pertumbuhan dari anakan tidak bisa berkembang. Pemotongan yang terlalu pendek menyebabkan pertumbuhan berikutnya semakin lambat pula hal ini disebabkan persedian energi (karbohidrat) dan pati yang tinggal pada tunggul terlalu sedikit. Sebagai pedoman tingginya pemotongan pada rumput gajah, benggala, rumput raja, Setaria dianjurkan 10 cm dari permukaan tanah, sedangkan untuk jenis rumput yang berasal dari Australia seperti Paspalum dilatatum sekitar 5 cm.